A. Kejadian fatal tahun 2000-2003
Karena kejadian fatal merupakan tragedi paling serius yang dapat terjadi pada industri semen, TF3 mengumpulkan semua data statistik yang ada, dan melakukan analisa secara menyeluruh untuk memperoleh strategi pencegahan kejadian fatal yang paling mungkin. Data dari sejumlah anggota CSI dikumpulkan dan dianalisa sbagai berikut: Terjadi 389 kecelakaan fatal dari 300,000 karyawan selama 4 tahun terakhir, Rasio kecelakaan fatal yang terjadi pada kontraktor bila data tersedia 8 (delapan) kali lebih banyak dibandingkan karyawan, Rasio keseluruhan bila dikombinasikan (karyawan dan kontraktor) adalah 2.67 untuk study tersebut.
Penyebab kejadian fatal di Perusahaan CSI Analisa berdasarkan penyebab memperlihatkan bahwa 79% dari kejadian fatal timbul dari 3 penyebab utama :
Lalu lintas/trafik dan peralatan bergerak ( 43%), Jatuh dari ketinggian dan tertimpa benda yang terjatuh ( 21%), Terjepit / terperangkap dalam peralatan yang bergerak (15%)
Penyebab kejadian fatal dan pencegahan
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan pada resiko kejadian fatal yang tinggi, penyebab utama dan strategi pencegahan yang terkait. Adalah penting bahwa Manajemen menerapkan strategi pencegahan ini dan mematuhinya secara konsisten dalam mengelola kegiatan di lokasi sehari-hari.
Kategori resiko Tinggi :
- Kontraktor
– Karyawan tidak tetap yang masih muda
Penyebab langsung
- Lalu lintas & peralatan bergerak (43%)
- Jatuh dari ketinggian atau kejatuhan obyek dari ketinggian ( 21%)
- Terjepit pada peralatan yang bergerak (15%) Pencegahan :
– Manajemen keselamatan kontraktor
– Induksi K3 secara khusus
- Pelatihan bagi pengemudi
- Prosedur keselamatan untuk bekerja di
ketinggian dan pelindung dari kejatuhan
- Prosedur isolasi peralatan.
B. Analisa Kecelakaan yang menyebabkan hari hilang (Lost Time Injury)
Statistik berikut ini berhubungan dengan data yang tersedia dari salah satu Perusahaan CSI .
Penyebab dan Jenis Cidera secara tipikal
Penyebab utama adalah terpeleset , tersandung dan jatuh (29%), obyek yang jatuh atau bergerak (19%) dan kegiatan mengangkat, kelebihan beban dan pengerahan tenaga secara berlebih (18%). 3 (tiga) penyebab utama ini mencapai 66% dari total kecelakaan. Kebanyakan cidera pada lengan dan tangan (32%), kaki dan telapak kaki (25%) serta punggung (13%), cidera ini mencapai 71 % dari total
Kategori Cidera dan Umur secara tipikal
ο Operator peralatan (39%) dan operator secara umum (33%) adalah jenis pekerjaan yang paling banyak mendapat cidera
ο Usia 30-39 tahun adalah rentang umur yang paling tinggi mendapat cidera (33%), diikuti oleh pekerja dengan usia 20-29 tahun (25%) dan 40-49 tahun (24%)
penyebab cidera dan pencegahannya
Tabel berikut mengikhtisarkan penyebab cidera utama dan strategi pencegahan yang terkait. Strategi pencegahan ini harus ditanamkan pada pengelolaan operasional harian secara terus menerus.
Penyebab Cidera
- Terpeleset, tersandung dan jatuh
- Obyek yang terjatuh/bergerak
- Mengangkat dan beban berlebih
Jenis Cidera
- Lengan dan tangan - Penggunaan APD yang sesuai & benar
- Kaki dan telapak kaki - Penggunaan APD yang sesuai & benar
- Cidera punggung - Penggunaan lifting gear, forklift
APD: Alat Pelindung Diri Pencegahan
- Housekeeping, membersihkan jalan lalu lintas/walkways
- Pelindung pada mesin dan area yang tinggi.
- Pelatihan manual handling
C. Resiko kesehatan lain yang mungkin terjadi
Resiko kesehatan lain yang mungkin timbul di pabrik semen adalah :
Resiko kesehatan akibat adanya binatang-binatang kecil atau hama lainnya dapat timbul khususnya di negara-negara dengan iklim panas dengan kondisi higienis yang kurang baik. Mungkin pula terjadi karena penyimpanan bahan bakar sekunder (AFR) seperti ban dengan genangan air di dalamnya yang merupakan sarana berkembang biak yang baik bagi nyamuk ttt. Sejumlah kecil bahan kimia beracun juga mungkin digunakan dalam proses operasional, mencakup bahan kimia lab. dan cairan/pelarut untuk pembersih lainnya.
Transformer dan kapasitor mengandung cairan PCB (Poly-Chloro-Biphenyl). Dalam segala hal, Manajemen harus menjamin bahwa pelatihan yang mencukupi dalam penggunaan bahan ini telah dilakukan dan MSDS(Material safety data sheets) yang sesuai tersedia di lokasi. Pada kondisi di mana terdapat sistem pendinginan air open-loop (mis. AC), terdapat kemungkinan terjadinya penyakit Legionnaire. Proses dis-infeksi secara rutin diperlukan pada sistem ini guna mencegah terjadinya penyakit. Di pabrik yang telah berdiri lama, perlu dilakukan identifiksi adanya kemungkinan penggunaan bahan asbestos atau material yang mengandung asbestos, dan bila ditemukan perlu dilakukan identifikasi dan penilaian resiko serta proses encapsulation yang sesuai, lakukan prosedur isolasi area tersebut atau lakukan langkah-langkah perbaikan. Material tersebut akan banyak ditemukan pada instalasi seperti ductwork atau flexible seal.
D. Issue Kesehatan
Bahaya kesehatan penting yang mungkin memiliki dampak kesehatan, terkait dengan industri semen dan kegiatan lain dari aktivitas industri aggregates dan beton yang khas :
Debu yang berada dan melayang di udara, Kebisingan dan getaran, Atmosfir yang berbahaya, Radiasi, Penanganan bahan bakar alternatif.
Beberapa isu kesehatan lain yang juga mungkin dihadapi, tapi tidak secara langsung terkait dengan aktivitas industri semen dan kegiatan yang terkait lainnya adalah :
Kebiasaan merokok dan ketergantungan alcohol/obat terlarang, Penyakit tekanan darah tinggi, Diabetes / kencing manis, Asupan makanan dan kegemukan/obesitas, Stres dan kesehatan mental, Heat stress atau cold stress, Penyakit jantung, Penyakit lain seperti HIV/AIDS, tipus, malaria.
E. Panduan isu Kesehatan Kerja yang spesifik
a. Debu di udara
Produksi semen memungkinkan untuk menghasilkan debu, yang bila tanpa kontrol yang adekuat dapat menimbulkan penyakit saluran napas. Penelitian yang dilakukan oleh HSE di Inggris (1994) dan INRS di Norwegia ( 2002) tidak menemukan bukti yang mendukung adanya hubungan sebab akibat antara pajanan debu semen dengan timbulnya kanker pada para pekerja semen, walaupun ada beberapa indikasi terjadi Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK). Jelaslah bahwa merupakan hal yang baik untuk membatasi tingkat debu dan pajanan terhadap karyawan, baik dengan istilah kesehatan kerja ataupun housekeeping yang baik. Nilai batas yang bervariasi bisa ditemui di berbagai Negara, secara khusus batas pajanan untuk respirable crystalline silica saat ini sedang dalam pembicaraan SCOEL ( Scientifis Committee on Occupational Exposure Limits). Pelindung pernapasan yang memadai harus dipergunakan di mana pekerjaan harus dilakukan di lokasi yang berdebu di pabrik.
b. Kebisingan dan getaran
Sumber utama kebisingan adalah lokasi penggilingan yang digunakan untuk menggiling produk semen. Deflektor kebisingan dan peredam suara saat ini dapat dipergunakan untuk mengurangi tingkat kebisingan, penting untuk diingat bahwa pekerja di bagian pemeliharaan dan petugas kebersihanlah yang paling banyak mendapat resiko dari pajanan ini. Alat pelindung diri (APD) dari pajanan di atas yang disempurnakan dapat membantu mengurangi efeknya. Getaran yang diterima tubuh secara menyeluruh (whole body vibration) adalah isu lain yang juga dibicarakan dalam agenda keselamatan. Pekerja yang mengemudikan peralatan berat yang tua dapat terpajan oleh getaran, tetapi resikonya lebih kecil dibandingkan dengan industri lain seperti pertambangan atau kegiatan konstruksi, dimana peralatan yang menimbulkan getaran ( mis. jack-hammer) umum dipergunakan.
Peralatan bergerak (mobile equipment) yang modern mengkombinasikan vibrasi dengan dudukan dan kabin penyekat untuk mengurangi resiko. Batas kebisingan dan getaran sesuai rekomendasi dari EU telah direvisi untuk mengurangi pajanan dari getaran badan secara keseluruhan (whole body vibration) di lokasi kerja dan dari peralatan yang digunakan.
Perlindungan terhadap getaran sangat tergantung pada desain peralatan, secara umum pada industri semen masalah ini berkaitan hanya dengan truk di area penambangan. Tingkat desibel yang diijinkan juga sedang dievaluasi, APD akan dipersyaratkan untuk digunakan pada tingkat kebisingan di atas 80 dB(A) dan 112 Pa, bandingkan dengan tingkat sebelumnya yaitu 85 dB(A) dan 200Pa. Guna perlindungan dari kebisingan, adalah perlu bila tingkat kebisingan melebihi yangditentukan untuk memberikan dan menggunakan pelindung pendengaran yang sesuai bagi pekerja. Kegagalan untuk melakukan perlindungan, akan menyebabkan berkurangnya pendengaran secara bertahap. Banyak Perusahaan secara rutin melakukan
c. Atmosfir-udara yang berbahaya
Dalam kasus industri semen, hal ini dapat timbul pada :
ο Area batubara dan petroleum coke mill, dimana partikel halus yang terbawa ke udara dapat menimbulkan bahaya ledakan.
ο Kiln dan siklon raw mill serta ducting dimana gas yang dihasilkan selama proses yang tidak dapat keluar bisa menyebabkan berkurangnya oksigen selama pekerjaan pemeliharaan dilakukan. Bekerja di area proses batubara atau petroleum coke
ο Kuantitas batubara atau petroleum coke memungkinkan proses yang dapat menyala sendiri, dengan resiko terjadinya kemungkinan ledakan, hindari ceceran dan jika mungkin- bersihkan ceceran secepatnya
ο Campuran debu batubara atau debu arang serta udara, berpotensi untuk meledak dan membawa kemungkinan terjadi ledakan hebat - hindari terbentuknya awan debu - jauhkan sumber api seperti batubara yang menyala, bunga api, pengelasan, listrik statis, merokok, dll.
ο Merokok sangat dilarang di seluruh area pemrosesan batubara.
F. Kesehatan Lingkungan
Bahan mentah untuk pembuatan semen, mungkin mengandung sejumlah elemen berbahaya seperti merkuri, thallium, yodium, kadmium dan logam berat lainnya. Emisi cerobong asap perlu dimonitor jika terdapat elemen ini, umumnya terindikasi hasil yang sangat rendah (referensi standard WHO) dan karenanya dianggap tidak menimbulkan bahaya kesehatan bagi karyawan atau penduduk di sekitar pabrik. Proses pembuatan semen dapat juga membawa sejumlah kecil emisi POP (Persistent Organic Pollutan) Suatu penelitian yang dilakukan bersama oleh WBCSD dan Cembereau mengkonfirmasikan bahwa nilai emisi POP dari 1000 kiln pada 17 negara
ada di bawah batas Internasional WHO yang diijinkan, dan tidak dipengaruhi oleh penggunaan bahan bakar sekunder.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar