INFORMATION ABOUT HEALTH
informasi tentang kesehatan
Minggu, 08 April 2012
DI CARI TEMPAT MAGANG UNTUK MAHASISWA K3
SAYA MAHASISWA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)INDUSTRI SEMESTER 6 UNIVERSITAS ESA UNGGUL, SEDANG MENCARI LOWONGAN TEMPAT MAGANG DI DAERAH JAKARTA UNTUK BULAN JUNI 2012. BAGI INDUSTRI (PT) YANG BERMINAT ATAU TERSEDIA TEMPAT MAGANG UNTUK KAMI DAN BERMINAT MENERIMA KAMI UNTUK MAGANG DI TEMPAT ANDA. SILAHKAN MENGHUBUNGI NO DI BAWAH INI :
PUPUT - 08567013418
PUPUT - 08567013418
Kamis, 10 Maret 2011
INDENTIFIKASI GANGGUAN KESEHATAN PADA INDUSTRI SEMEN
A. Kejadian fatal tahun 2000-2003
Karena kejadian fatal merupakan tragedi paling serius yang dapat terjadi pada industri semen, TF3 mengumpulkan semua data statistik yang ada, dan melakukan analisa secara menyeluruh untuk memperoleh strategi pencegahan kejadian fatal yang paling mungkin. Data dari sejumlah anggota CSI dikumpulkan dan dianalisa sbagai berikut: Terjadi 389 kecelakaan fatal dari 300,000 karyawan selama 4 tahun terakhir, Rasio kecelakaan fatal yang terjadi pada kontraktor bila data tersedia 8 (delapan) kali lebih banyak dibandingkan karyawan, Rasio keseluruhan bila dikombinasikan (karyawan dan kontraktor) adalah 2.67 untuk study tersebut.
Penyebab kejadian fatal di Perusahaan CSI Analisa berdasarkan penyebab memperlihatkan bahwa 79% dari kejadian fatal timbul dari 3 penyebab utama :
Lalu lintas/trafik dan peralatan bergerak ( 43%), Jatuh dari ketinggian dan tertimpa benda yang terjatuh ( 21%), Terjepit / terperangkap dalam peralatan yang bergerak (15%)
Penyebab kejadian fatal dan pencegahan
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan pada resiko kejadian fatal yang tinggi, penyebab utama dan strategi pencegahan yang terkait. Adalah penting bahwa Manajemen menerapkan strategi pencegahan ini dan mematuhinya secara konsisten dalam mengelola kegiatan di lokasi sehari-hari.
Kategori resiko Tinggi :
- Kontraktor
– Karyawan tidak tetap yang masih muda
Penyebab langsung
- Lalu lintas & peralatan bergerak (43%)
- Jatuh dari ketinggian atau kejatuhan obyek dari ketinggian ( 21%)
- Terjepit pada peralatan yang bergerak (15%) Pencegahan :
– Manajemen keselamatan kontraktor
– Induksi K3 secara khusus
- Pelatihan bagi pengemudi
- Prosedur keselamatan untuk bekerja di
ketinggian dan pelindung dari kejatuhan
- Prosedur isolasi peralatan.
B. Analisa Kecelakaan yang menyebabkan hari hilang (Lost Time Injury)
Statistik berikut ini berhubungan dengan data yang tersedia dari salah satu Perusahaan CSI .
Penyebab dan Jenis Cidera secara tipikal
Penyebab utama adalah terpeleset , tersandung dan jatuh (29%), obyek yang jatuh atau bergerak (19%) dan kegiatan mengangkat, kelebihan beban dan pengerahan tenaga secara berlebih (18%). 3 (tiga) penyebab utama ini mencapai 66% dari total kecelakaan. Kebanyakan cidera pada lengan dan tangan (32%), kaki dan telapak kaki (25%) serta punggung (13%), cidera ini mencapai 71 % dari total
Kategori Cidera dan Umur secara tipikal
ο Operator peralatan (39%) dan operator secara umum (33%) adalah jenis pekerjaan yang paling banyak mendapat cidera
ο Usia 30-39 tahun adalah rentang umur yang paling tinggi mendapat cidera (33%), diikuti oleh pekerja dengan usia 20-29 tahun (25%) dan 40-49 tahun (24%)
penyebab cidera dan pencegahannya
Tabel berikut mengikhtisarkan penyebab cidera utama dan strategi pencegahan yang terkait. Strategi pencegahan ini harus ditanamkan pada pengelolaan operasional harian secara terus menerus.
Penyebab Cidera
- Terpeleset, tersandung dan jatuh
- Obyek yang terjatuh/bergerak
- Mengangkat dan beban berlebih
Jenis Cidera
- Lengan dan tangan - Penggunaan APD yang sesuai & benar
- Kaki dan telapak kaki - Penggunaan APD yang sesuai & benar
- Cidera punggung - Penggunaan lifting gear, forklift
APD: Alat Pelindung Diri Pencegahan
- Housekeeping, membersihkan jalan lalu lintas/walkways
- Pelindung pada mesin dan area yang tinggi.
- Pelatihan manual handling
C. Resiko kesehatan lain yang mungkin terjadi
Resiko kesehatan lain yang mungkin timbul di pabrik semen adalah :
Resiko kesehatan akibat adanya binatang-binatang kecil atau hama lainnya dapat timbul khususnya di negara-negara dengan iklim panas dengan kondisi higienis yang kurang baik. Mungkin pula terjadi karena penyimpanan bahan bakar sekunder (AFR) seperti ban dengan genangan air di dalamnya yang merupakan sarana berkembang biak yang baik bagi nyamuk ttt. Sejumlah kecil bahan kimia beracun juga mungkin digunakan dalam proses operasional, mencakup bahan kimia lab. dan cairan/pelarut untuk pembersih lainnya.
Transformer dan kapasitor mengandung cairan PCB (Poly-Chloro-Biphenyl). Dalam segala hal, Manajemen harus menjamin bahwa pelatihan yang mencukupi dalam penggunaan bahan ini telah dilakukan dan MSDS(Material safety data sheets) yang sesuai tersedia di lokasi. Pada kondisi di mana terdapat sistem pendinginan air open-loop (mis. AC), terdapat kemungkinan terjadinya penyakit Legionnaire. Proses dis-infeksi secara rutin diperlukan pada sistem ini guna mencegah terjadinya penyakit. Di pabrik yang telah berdiri lama, perlu dilakukan identifiksi adanya kemungkinan penggunaan bahan asbestos atau material yang mengandung asbestos, dan bila ditemukan perlu dilakukan identifikasi dan penilaian resiko serta proses encapsulation yang sesuai, lakukan prosedur isolasi area tersebut atau lakukan langkah-langkah perbaikan. Material tersebut akan banyak ditemukan pada instalasi seperti ductwork atau flexible seal.
D. Issue Kesehatan
Bahaya kesehatan penting yang mungkin memiliki dampak kesehatan, terkait dengan industri semen dan kegiatan lain dari aktivitas industri aggregates dan beton yang khas :
Debu yang berada dan melayang di udara, Kebisingan dan getaran, Atmosfir yang berbahaya, Radiasi, Penanganan bahan bakar alternatif.
Beberapa isu kesehatan lain yang juga mungkin dihadapi, tapi tidak secara langsung terkait dengan aktivitas industri semen dan kegiatan yang terkait lainnya adalah :
Kebiasaan merokok dan ketergantungan alcohol/obat terlarang, Penyakit tekanan darah tinggi, Diabetes / kencing manis, Asupan makanan dan kegemukan/obesitas, Stres dan kesehatan mental, Heat stress atau cold stress, Penyakit jantung, Penyakit lain seperti HIV/AIDS, tipus, malaria.
E. Panduan isu Kesehatan Kerja yang spesifik
a. Debu di udara
Produksi semen memungkinkan untuk menghasilkan debu, yang bila tanpa kontrol yang adekuat dapat menimbulkan penyakit saluran napas. Penelitian yang dilakukan oleh HSE di Inggris (1994) dan INRS di Norwegia ( 2002) tidak menemukan bukti yang mendukung adanya hubungan sebab akibat antara pajanan debu semen dengan timbulnya kanker pada para pekerja semen, walaupun ada beberapa indikasi terjadi Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK). Jelaslah bahwa merupakan hal yang baik untuk membatasi tingkat debu dan pajanan terhadap karyawan, baik dengan istilah kesehatan kerja ataupun housekeeping yang baik. Nilai batas yang bervariasi bisa ditemui di berbagai Negara, secara khusus batas pajanan untuk respirable crystalline silica saat ini sedang dalam pembicaraan SCOEL ( Scientifis Committee on Occupational Exposure Limits). Pelindung pernapasan yang memadai harus dipergunakan di mana pekerjaan harus dilakukan di lokasi yang berdebu di pabrik.
b. Kebisingan dan getaran
Sumber utama kebisingan adalah lokasi penggilingan yang digunakan untuk menggiling produk semen. Deflektor kebisingan dan peredam suara saat ini dapat dipergunakan untuk mengurangi tingkat kebisingan, penting untuk diingat bahwa pekerja di bagian pemeliharaan dan petugas kebersihanlah yang paling banyak mendapat resiko dari pajanan ini. Alat pelindung diri (APD) dari pajanan di atas yang disempurnakan dapat membantu mengurangi efeknya. Getaran yang diterima tubuh secara menyeluruh (whole body vibration) adalah isu lain yang juga dibicarakan dalam agenda keselamatan. Pekerja yang mengemudikan peralatan berat yang tua dapat terpajan oleh getaran, tetapi resikonya lebih kecil dibandingkan dengan industri lain seperti pertambangan atau kegiatan konstruksi, dimana peralatan yang menimbulkan getaran ( mis. jack-hammer) umum dipergunakan.
Peralatan bergerak (mobile equipment) yang modern mengkombinasikan vibrasi dengan dudukan dan kabin penyekat untuk mengurangi resiko. Batas kebisingan dan getaran sesuai rekomendasi dari EU telah direvisi untuk mengurangi pajanan dari getaran badan secara keseluruhan (whole body vibration) di lokasi kerja dan dari peralatan yang digunakan.
Perlindungan terhadap getaran sangat tergantung pada desain peralatan, secara umum pada industri semen masalah ini berkaitan hanya dengan truk di area penambangan. Tingkat desibel yang diijinkan juga sedang dievaluasi, APD akan dipersyaratkan untuk digunakan pada tingkat kebisingan di atas 80 dB(A) dan 112 Pa, bandingkan dengan tingkat sebelumnya yaitu 85 dB(A) dan 200Pa. Guna perlindungan dari kebisingan, adalah perlu bila tingkat kebisingan melebihi yangditentukan untuk memberikan dan menggunakan pelindung pendengaran yang sesuai bagi pekerja. Kegagalan untuk melakukan perlindungan, akan menyebabkan berkurangnya pendengaran secara bertahap. Banyak Perusahaan secara rutin melakukan
c. Atmosfir-udara yang berbahaya
Dalam kasus industri semen, hal ini dapat timbul pada :
ο Area batubara dan petroleum coke mill, dimana partikel halus yang terbawa ke udara dapat menimbulkan bahaya ledakan.
ο Kiln dan siklon raw mill serta ducting dimana gas yang dihasilkan selama proses yang tidak dapat keluar bisa menyebabkan berkurangnya oksigen selama pekerjaan pemeliharaan dilakukan. Bekerja di area proses batubara atau petroleum coke
ο Kuantitas batubara atau petroleum coke memungkinkan proses yang dapat menyala sendiri, dengan resiko terjadinya kemungkinan ledakan, hindari ceceran dan jika mungkin- bersihkan ceceran secepatnya
ο Campuran debu batubara atau debu arang serta udara, berpotensi untuk meledak dan membawa kemungkinan terjadi ledakan hebat - hindari terbentuknya awan debu - jauhkan sumber api seperti batubara yang menyala, bunga api, pengelasan, listrik statis, merokok, dll.
ο Merokok sangat dilarang di seluruh area pemrosesan batubara.
F. Kesehatan Lingkungan
Bahan mentah untuk pembuatan semen, mungkin mengandung sejumlah elemen berbahaya seperti merkuri, thallium, yodium, kadmium dan logam berat lainnya. Emisi cerobong asap perlu dimonitor jika terdapat elemen ini, umumnya terindikasi hasil yang sangat rendah (referensi standard WHO) dan karenanya dianggap tidak menimbulkan bahaya kesehatan bagi karyawan atau penduduk di sekitar pabrik. Proses pembuatan semen dapat juga membawa sejumlah kecil emisi POP (Persistent Organic Pollutan) Suatu penelitian yang dilakukan bersama oleh WBCSD dan Cembereau mengkonfirmasikan bahwa nilai emisi POP dari 1000 kiln pada 17 negara
ada di bawah batas Internasional WHO yang diijinkan, dan tidak dipengaruhi oleh penggunaan bahan bakar sekunder.
Karena kejadian fatal merupakan tragedi paling serius yang dapat terjadi pada industri semen, TF3 mengumpulkan semua data statistik yang ada, dan melakukan analisa secara menyeluruh untuk memperoleh strategi pencegahan kejadian fatal yang paling mungkin. Data dari sejumlah anggota CSI dikumpulkan dan dianalisa sbagai berikut: Terjadi 389 kecelakaan fatal dari 300,000 karyawan selama 4 tahun terakhir, Rasio kecelakaan fatal yang terjadi pada kontraktor bila data tersedia 8 (delapan) kali lebih banyak dibandingkan karyawan, Rasio keseluruhan bila dikombinasikan (karyawan dan kontraktor) adalah 2.67 untuk study tersebut.
Penyebab kejadian fatal di Perusahaan CSI Analisa berdasarkan penyebab memperlihatkan bahwa 79% dari kejadian fatal timbul dari 3 penyebab utama :
Lalu lintas/trafik dan peralatan bergerak ( 43%), Jatuh dari ketinggian dan tertimpa benda yang terjatuh ( 21%), Terjepit / terperangkap dalam peralatan yang bergerak (15%)
Penyebab kejadian fatal dan pencegahan
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan pada resiko kejadian fatal yang tinggi, penyebab utama dan strategi pencegahan yang terkait. Adalah penting bahwa Manajemen menerapkan strategi pencegahan ini dan mematuhinya secara konsisten dalam mengelola kegiatan di lokasi sehari-hari.
Kategori resiko Tinggi :
- Kontraktor
– Karyawan tidak tetap yang masih muda
Penyebab langsung
- Lalu lintas & peralatan bergerak (43%)
- Jatuh dari ketinggian atau kejatuhan obyek dari ketinggian ( 21%)
- Terjepit pada peralatan yang bergerak (15%) Pencegahan :
– Manajemen keselamatan kontraktor
– Induksi K3 secara khusus
- Pelatihan bagi pengemudi
- Prosedur keselamatan untuk bekerja di
ketinggian dan pelindung dari kejatuhan
- Prosedur isolasi peralatan.
B. Analisa Kecelakaan yang menyebabkan hari hilang (Lost Time Injury)
Statistik berikut ini berhubungan dengan data yang tersedia dari salah satu Perusahaan CSI .
Penyebab dan Jenis Cidera secara tipikal
Penyebab utama adalah terpeleset , tersandung dan jatuh (29%), obyek yang jatuh atau bergerak (19%) dan kegiatan mengangkat, kelebihan beban dan pengerahan tenaga secara berlebih (18%). 3 (tiga) penyebab utama ini mencapai 66% dari total kecelakaan. Kebanyakan cidera pada lengan dan tangan (32%), kaki dan telapak kaki (25%) serta punggung (13%), cidera ini mencapai 71 % dari total
Kategori Cidera dan Umur secara tipikal
ο Operator peralatan (39%) dan operator secara umum (33%) adalah jenis pekerjaan yang paling banyak mendapat cidera
ο Usia 30-39 tahun adalah rentang umur yang paling tinggi mendapat cidera (33%), diikuti oleh pekerja dengan usia 20-29 tahun (25%) dan 40-49 tahun (24%)
penyebab cidera dan pencegahannya
Tabel berikut mengikhtisarkan penyebab cidera utama dan strategi pencegahan yang terkait. Strategi pencegahan ini harus ditanamkan pada pengelolaan operasional harian secara terus menerus.
Penyebab Cidera
- Terpeleset, tersandung dan jatuh
- Obyek yang terjatuh/bergerak
- Mengangkat dan beban berlebih
Jenis Cidera
- Lengan dan tangan - Penggunaan APD yang sesuai & benar
- Kaki dan telapak kaki - Penggunaan APD yang sesuai & benar
- Cidera punggung - Penggunaan lifting gear, forklift
APD: Alat Pelindung Diri Pencegahan
- Housekeeping, membersihkan jalan lalu lintas/walkways
- Pelindung pada mesin dan area yang tinggi.
- Pelatihan manual handling
C. Resiko kesehatan lain yang mungkin terjadi
Resiko kesehatan lain yang mungkin timbul di pabrik semen adalah :
Resiko kesehatan akibat adanya binatang-binatang kecil atau hama lainnya dapat timbul khususnya di negara-negara dengan iklim panas dengan kondisi higienis yang kurang baik. Mungkin pula terjadi karena penyimpanan bahan bakar sekunder (AFR) seperti ban dengan genangan air di dalamnya yang merupakan sarana berkembang biak yang baik bagi nyamuk ttt. Sejumlah kecil bahan kimia beracun juga mungkin digunakan dalam proses operasional, mencakup bahan kimia lab. dan cairan/pelarut untuk pembersih lainnya.
Transformer dan kapasitor mengandung cairan PCB (Poly-Chloro-Biphenyl). Dalam segala hal, Manajemen harus menjamin bahwa pelatihan yang mencukupi dalam penggunaan bahan ini telah dilakukan dan MSDS(Material safety data sheets) yang sesuai tersedia di lokasi. Pada kondisi di mana terdapat sistem pendinginan air open-loop (mis. AC), terdapat kemungkinan terjadinya penyakit Legionnaire. Proses dis-infeksi secara rutin diperlukan pada sistem ini guna mencegah terjadinya penyakit. Di pabrik yang telah berdiri lama, perlu dilakukan identifiksi adanya kemungkinan penggunaan bahan asbestos atau material yang mengandung asbestos, dan bila ditemukan perlu dilakukan identifikasi dan penilaian resiko serta proses encapsulation yang sesuai, lakukan prosedur isolasi area tersebut atau lakukan langkah-langkah perbaikan. Material tersebut akan banyak ditemukan pada instalasi seperti ductwork atau flexible seal.
D. Issue Kesehatan
Bahaya kesehatan penting yang mungkin memiliki dampak kesehatan, terkait dengan industri semen dan kegiatan lain dari aktivitas industri aggregates dan beton yang khas :
Debu yang berada dan melayang di udara, Kebisingan dan getaran, Atmosfir yang berbahaya, Radiasi, Penanganan bahan bakar alternatif.
Beberapa isu kesehatan lain yang juga mungkin dihadapi, tapi tidak secara langsung terkait dengan aktivitas industri semen dan kegiatan yang terkait lainnya adalah :
Kebiasaan merokok dan ketergantungan alcohol/obat terlarang, Penyakit tekanan darah tinggi, Diabetes / kencing manis, Asupan makanan dan kegemukan/obesitas, Stres dan kesehatan mental, Heat stress atau cold stress, Penyakit jantung, Penyakit lain seperti HIV/AIDS, tipus, malaria.
E. Panduan isu Kesehatan Kerja yang spesifik
a. Debu di udara
Produksi semen memungkinkan untuk menghasilkan debu, yang bila tanpa kontrol yang adekuat dapat menimbulkan penyakit saluran napas. Penelitian yang dilakukan oleh HSE di Inggris (1994) dan INRS di Norwegia ( 2002) tidak menemukan bukti yang mendukung adanya hubungan sebab akibat antara pajanan debu semen dengan timbulnya kanker pada para pekerja semen, walaupun ada beberapa indikasi terjadi Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK). Jelaslah bahwa merupakan hal yang baik untuk membatasi tingkat debu dan pajanan terhadap karyawan, baik dengan istilah kesehatan kerja ataupun housekeeping yang baik. Nilai batas yang bervariasi bisa ditemui di berbagai Negara, secara khusus batas pajanan untuk respirable crystalline silica saat ini sedang dalam pembicaraan SCOEL ( Scientifis Committee on Occupational Exposure Limits). Pelindung pernapasan yang memadai harus dipergunakan di mana pekerjaan harus dilakukan di lokasi yang berdebu di pabrik.
b. Kebisingan dan getaran
Sumber utama kebisingan adalah lokasi penggilingan yang digunakan untuk menggiling produk semen. Deflektor kebisingan dan peredam suara saat ini dapat dipergunakan untuk mengurangi tingkat kebisingan, penting untuk diingat bahwa pekerja di bagian pemeliharaan dan petugas kebersihanlah yang paling banyak mendapat resiko dari pajanan ini. Alat pelindung diri (APD) dari pajanan di atas yang disempurnakan dapat membantu mengurangi efeknya. Getaran yang diterima tubuh secara menyeluruh (whole body vibration) adalah isu lain yang juga dibicarakan dalam agenda keselamatan. Pekerja yang mengemudikan peralatan berat yang tua dapat terpajan oleh getaran, tetapi resikonya lebih kecil dibandingkan dengan industri lain seperti pertambangan atau kegiatan konstruksi, dimana peralatan yang menimbulkan getaran ( mis. jack-hammer) umum dipergunakan.
Peralatan bergerak (mobile equipment) yang modern mengkombinasikan vibrasi dengan dudukan dan kabin penyekat untuk mengurangi resiko. Batas kebisingan dan getaran sesuai rekomendasi dari EU telah direvisi untuk mengurangi pajanan dari getaran badan secara keseluruhan (whole body vibration) di lokasi kerja dan dari peralatan yang digunakan.
Perlindungan terhadap getaran sangat tergantung pada desain peralatan, secara umum pada industri semen masalah ini berkaitan hanya dengan truk di area penambangan. Tingkat desibel yang diijinkan juga sedang dievaluasi, APD akan dipersyaratkan untuk digunakan pada tingkat kebisingan di atas 80 dB(A) dan 112 Pa, bandingkan dengan tingkat sebelumnya yaitu 85 dB(A) dan 200Pa. Guna perlindungan dari kebisingan, adalah perlu bila tingkat kebisingan melebihi yangditentukan untuk memberikan dan menggunakan pelindung pendengaran yang sesuai bagi pekerja. Kegagalan untuk melakukan perlindungan, akan menyebabkan berkurangnya pendengaran secara bertahap. Banyak Perusahaan secara rutin melakukan
c. Atmosfir-udara yang berbahaya
Dalam kasus industri semen, hal ini dapat timbul pada :
ο Area batubara dan petroleum coke mill, dimana partikel halus yang terbawa ke udara dapat menimbulkan bahaya ledakan.
ο Kiln dan siklon raw mill serta ducting dimana gas yang dihasilkan selama proses yang tidak dapat keluar bisa menyebabkan berkurangnya oksigen selama pekerjaan pemeliharaan dilakukan. Bekerja di area proses batubara atau petroleum coke
ο Kuantitas batubara atau petroleum coke memungkinkan proses yang dapat menyala sendiri, dengan resiko terjadinya kemungkinan ledakan, hindari ceceran dan jika mungkin- bersihkan ceceran secepatnya
ο Campuran debu batubara atau debu arang serta udara, berpotensi untuk meledak dan membawa kemungkinan terjadi ledakan hebat - hindari terbentuknya awan debu - jauhkan sumber api seperti batubara yang menyala, bunga api, pengelasan, listrik statis, merokok, dll.
ο Merokok sangat dilarang di seluruh area pemrosesan batubara.
F. Kesehatan Lingkungan
Bahan mentah untuk pembuatan semen, mungkin mengandung sejumlah elemen berbahaya seperti merkuri, thallium, yodium, kadmium dan logam berat lainnya. Emisi cerobong asap perlu dimonitor jika terdapat elemen ini, umumnya terindikasi hasil yang sangat rendah (referensi standard WHO) dan karenanya dianggap tidak menimbulkan bahaya kesehatan bagi karyawan atau penduduk di sekitar pabrik. Proses pembuatan semen dapat juga membawa sejumlah kecil emisi POP (Persistent Organic Pollutan) Suatu penelitian yang dilakukan bersama oleh WBCSD dan Cembereau mengkonfirmasikan bahwa nilai emisi POP dari 1000 kiln pada 17 negara
ada di bawah batas Internasional WHO yang diijinkan, dan tidak dipengaruhi oleh penggunaan bahan bakar sekunder.
Senin, 13 Desember 2010
macam-macam obat keras farmakologi
Obat bebas, obat keras ...
Sehari-hari kita sering melihat berbagai jenis obat dijual. Kadang kita juga membeli obat sendiri, kadang setelah mendapat resep dokter. Ada beberapa istilah yang sering kita temui seperti obat bebas, obat keras, psikotropika ... apa sih itu?
Pertama, obat bebas, atau istilahnya OTC (Over-the Counter). Kelompok ini bisa dibeli tanpa resep dokter. Di banyak tempat lain, adanya obat bebas saja. Di Indonesia, dibagi dua lagi:
a. Obat bebas: pada kemasannya ada logo lingkaran berwarna hijau
bergaris pinggir hitam. Obat ini bisa dibeli atau artinya boleh dijual mulai dari warung obat, tidak hanya di apotik. Biasanya ini isinya vitamin dan semacamnya.
b. Obat bebas terbatas: pada kemasannya ada logo lingkaran berwarna biru . Obat ini tidak boleh dijual di warung obat, hanya di apotik. Kenapa disebut "terbatas" karena ada batasan jumlah dan kadar isinya yang perlu perhatian. Makanya biasanya suka ada tanda "P" (Perhatian) juga dalam labelnya. Contoh paling gampang: obat flu.
Label "P" ini juga ada beberapa macam:
P.No. 1: Awas! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya.
P.No. 2: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan.
P.No. 3: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan.
P.No. 4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.
P.No. 5: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan
Soal apotik, warung obat, ini ada aturan resminya SK Menkes 10272004. Kalau tahu ada yang jual obat lingkaran biru (inget, obat lho ini bukan kontrasepsi) di warung obat apalagi warung umum, kita jangan ikut-ikutan beli, nggak rasional dong. Justru kita ingatkan bahwa seharusnya nggak begitu cara jualnya. Tentu aturan pembedaan ini ada tujuannya, bukan sekedar soal untung-rugi yang jual saja.
Seperti sering disebutkan, kita boleh menggunakan obat bebas tanpa resep dokter, bila memang diperlukan. Ciri umum obat bebas adalah bersifat simptomatik. Kita tentu harus paham betul, yang diobati bukan (hanya) gejalanya, tetapi penyebabnya.
Meskipun demikian, bila memang gejala flu itu misalnya begitu berat, daripada tergesa-gesa pakai antibiotika yang mungkin tanpa guna, harus ke dokter atau apalagi beli AB sendiri,
mendhing cukup dengan obat bebas dulu. Kalau tidak mempan baru terpaksa ke dokter.
Ketika membeli obat bebas/bebas terbatas ini, pastikan baik-baik hal-hal seperti: kemasan masih rapi tidak ada cacat mencurigakan, tanggal kadaluwarsa belum terlewati, dan yang paling penting perhatikan benar-benar isi dari keterangan yang ada pada labelnya. Mulai dari indikasi, kontra-indikasi, perhatian, efek samping sampai ke cara makan dan dosisnya.
Prinsip sederhananya, pakai sesuai petunjuk dalam label, jangan lebih dari 1 kemasan. Kalau tetap belum membaik juga, hehehe ... ingat pesen Bang Dedy Mizwar: Bila sakit berlanjut, hubungi dokter!
Berikutnya adalah golongan obat keras, tandanya pada kemasan ada label lingkaran merah dengan huruf K di tengahnya. Untuk mendapatkannya harus dengan resep dokter. Dulu disebut "obat daftar G" (dari kata gevaarlijk: berbahaya). Yang termasuk kelompok ini terutam adalah antibiotika dan obat-obat berisi hormon (obat anti diabetes, obat untuk gangguan jantung, obat anti-kanker, obat untuk pembesaran kelenjar tiroid, obat gangguan pertumbuhan, dan sebagainya).
Keharusan menggunakan resep dokter ini disebut kelompok obat "etikal" (ethical), sebagai lawan dari OTC.
Di samping golongan obat keras, ada juga yang harus menggunakan resep dokter, yaitu kelompok obat psikotropika. Obat kelompok psikotropika adalah zat/obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan (adiksi) serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya.
Contoh yang gampang adalah golongan narkotika dan amfetamin (ectasy, sabu-sabu, dan kawan-kawannya). Termasuk juga yang sering di salah gunakan adalah obat anti depressan (seperti diazepam, clobazam, lithium), obat anti ansietas (seperti benzodiasepin, alprazolam) atau anti-psikotik (seperti chlorpromazine, haloperidol).
Pemanfaatan kelompok psikotropika diatur dengan UU no 5/1997. Intinya, obat ini digunakan harus di bawah pengawasan dokter, dengan indikasi medis, bukan untuk tujuan lain. Karena itu, jelas belinya harus pakai resep. Bahkan dalam meresepkan obat psikotropika, dokter pun ada etika tersendiri, seperti memberikan dalam dosis terkecil, waktu tersingkat, jumlah terbatas (menghindari penyalah gunaan) dan ada pencegahan terhadap withdrawal syndrome (efek buruk ketika pemberian obat dihentikan).
Silakan berbelanja obat secara rasional ...
Jenis, Cara pemilihan dan Cara Menggunakan Obat Yang benar (Bagian I)
Obat adalah zat atau campuran bahan-bahan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka menentukan diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, meningkatkan kesehatan dan kontrasepsi (Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 tahun 1992).
Karakterisasi OBAT-OBATAN
Obat dapat dibagi menjadi 4 kelompok yaitu:
1. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasar dan dapat dibeli tanpa resep. Tanda khusus pada kemasan dan label obat bebas lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam.
Contoh: Parasetamol
2. Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya, termasuk obat resep, tetapi masih dapat dijual atau dibeli tanpa resep, dan disertai dengan tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan label obat bebas terbatas untuk lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam.
Contoh: CTM
3. Obat Keras dan Psikotropika
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dari dokter Anda. Tanda khusus pada kemasan dan label adalah huruf K dalam lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam.
Contoh: Asam Mefenamat
Obat psikotropika adalah obat keras alami dan sintetis bukan narkotika, yang bersifat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada sistem saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Contoh: Diazepam, phenobarbital
4. Obat narkotika
Obat narkotika adalah obat berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis atau semi-sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa sakit dan menyebabkan ketergantungan.
Contoh: Morfin, Petidin
Informasi Kemasan, Etiket dan Brosur
Sebelum menggunakan obat-obatan, termasuk obat bebas dan bebas terbatas untuk diketahui sifat dan cara penggunaan yang tepat dan aman digunakan. Informasi tersebut mungkin diperoleh dari label pada kemasan atau brosur obat bebas dan bebas terbatas. Oleh karena itu silakan lihat sifat dan cara penggunaannya pada label, brosur atau kemasan obat-obatan yang layak dan aman untuk digunakan. Pada setiap brosur atau kemasan obat selalu termasuk:
• Nama obat
• Komposisi
• Indikasi
• Informasi cara kerja obat
• Aturan penggunaan
• Peringatan (khusus untuk obat-only)
• Perhatian
• Nama pembuat
• Nomor batch / lot
• Nomor registrasi
Nomor registrasi, termasuk sebagai tanda ijin edar yang sah diberikan oleh pemerintah pada setiap kemasan obat-obatan.
• Tanggal kadaluarsa
Tanda-tanda peringatan
Tanda-tanda peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas, dengan bentuk persegi panjang berukuran panjang hitam 5 (lima) inci, lebar 2 (dua) inci dan termasuk pemberitahuan putih, sebagai berikut:
P no. 1
Awas! Obat Keras
Bacalah aturan memakainya
P no. 5
Awas! Obat Keras
Tidak boleh ditelan
P no. 2
Awas! Obat Keras
Hanya untuk kumur, jangan ditelan
P no. 4
Awas! Obat Keras
Hanya untuk dibakar
P no. 3
Awas! Obat Keras
Hanya untuk bagian luar badan
P no. 6
Awas! Obat Keras
Obat wasir, jangan ditelan
Cara Pemilihan Obat
Untuk menetapkan jenis obat yang dibutuhkan untuk mencari:
a) gejala atau keluhan penyakit
b) kondisi khusus seperti kehamilan, menyusui, bayi, orang tua, diabetes melitus dan lain-lain.
c) Pengalaman alergi atau reaksi yang tidak diinginkan terhadap obat tertentu.
d) Nama obat, zat manfaat, kegunaan, cara penggunaan, efek samping dan interaksi obat yang dapat dibaca pada label atau brosur obat.
e) Pilihlah obat yang sesuai dengan gejala penyakit dan tidak ada interaksi pengobatan dengan obat-obatan yang diambil.
f) Untuk pemilihan obat yang tepat dan lengkap, tanyakan ke apoteker di sekitar anda.
Cara Menggunakan Obat
a) Penggunaan obat untuk tidak menggunakan terus-menerus.
b) Gunakan sesuai dengan rekomendasi obat yang tercantum pada label atau brosur.
c) Bila obat yang dipakai menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan, Berhenti menggunakan dan meminta apoteker dan dokter.
d) Hindari penggunaan obat-obatan lain, walaupun gejala yang sama.
e) Untuk memperoleh informasi menggunakan obat yang lebih komprehensif, bertanya kepada apoteker.
Cara Penggunaan Obat yang Tepat adalah ketika obat yang digunakan tersebut sesuai dengan petunjuk penggunaan, pada saat yang tepat dan masa pengobatan sesuai dengan rekomendasi Apoteker.
Sehari-hari kita sering melihat berbagai jenis obat dijual. Kadang kita juga membeli obat sendiri, kadang setelah mendapat resep dokter. Ada beberapa istilah yang sering kita temui seperti obat bebas, obat keras, psikotropika ... apa sih itu?
Pertama, obat bebas, atau istilahnya OTC (Over-the Counter). Kelompok ini bisa dibeli tanpa resep dokter. Di banyak tempat lain, adanya obat bebas saja. Di Indonesia, dibagi dua lagi:
a. Obat bebas: pada kemasannya ada logo lingkaran berwarna hijau
bergaris pinggir hitam. Obat ini bisa dibeli atau artinya boleh dijual mulai dari warung obat, tidak hanya di apotik. Biasanya ini isinya vitamin dan semacamnya.
b. Obat bebas terbatas: pada kemasannya ada logo lingkaran berwarna biru . Obat ini tidak boleh dijual di warung obat, hanya di apotik. Kenapa disebut "terbatas" karena ada batasan jumlah dan kadar isinya yang perlu perhatian. Makanya biasanya suka ada tanda "P" (Perhatian) juga dalam labelnya. Contoh paling gampang: obat flu.
Label "P" ini juga ada beberapa macam:
P.No. 1: Awas! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya.
P.No. 2: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan.
P.No. 3: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan.
P.No. 4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.
P.No. 5: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan
Soal apotik, warung obat, ini ada aturan resminya SK Menkes 10272004. Kalau tahu ada yang jual obat lingkaran biru (inget, obat lho ini bukan kontrasepsi) di warung obat apalagi warung umum, kita jangan ikut-ikutan beli, nggak rasional dong. Justru kita ingatkan bahwa seharusnya nggak begitu cara jualnya. Tentu aturan pembedaan ini ada tujuannya, bukan sekedar soal untung-rugi yang jual saja.
Seperti sering disebutkan, kita boleh menggunakan obat bebas tanpa resep dokter, bila memang diperlukan. Ciri umum obat bebas adalah bersifat simptomatik. Kita tentu harus paham betul, yang diobati bukan (hanya) gejalanya, tetapi penyebabnya.
Meskipun demikian, bila memang gejala flu itu misalnya begitu berat, daripada tergesa-gesa pakai antibiotika yang mungkin tanpa guna, harus ke dokter atau apalagi beli AB sendiri,
mendhing cukup dengan obat bebas dulu. Kalau tidak mempan baru terpaksa ke dokter.
Ketika membeli obat bebas/bebas terbatas ini, pastikan baik-baik hal-hal seperti: kemasan masih rapi tidak ada cacat mencurigakan, tanggal kadaluwarsa belum terlewati, dan yang paling penting perhatikan benar-benar isi dari keterangan yang ada pada labelnya. Mulai dari indikasi, kontra-indikasi, perhatian, efek samping sampai ke cara makan dan dosisnya.
Prinsip sederhananya, pakai sesuai petunjuk dalam label, jangan lebih dari 1 kemasan. Kalau tetap belum membaik juga, hehehe ... ingat pesen Bang Dedy Mizwar: Bila sakit berlanjut, hubungi dokter!
Berikutnya adalah golongan obat keras, tandanya pada kemasan ada label lingkaran merah dengan huruf K di tengahnya. Untuk mendapatkannya harus dengan resep dokter. Dulu disebut "obat daftar G" (dari kata gevaarlijk: berbahaya). Yang termasuk kelompok ini terutam adalah antibiotika dan obat-obat berisi hormon (obat anti diabetes, obat untuk gangguan jantung, obat anti-kanker, obat untuk pembesaran kelenjar tiroid, obat gangguan pertumbuhan, dan sebagainya).
Keharusan menggunakan resep dokter ini disebut kelompok obat "etikal" (ethical), sebagai lawan dari OTC.
Di samping golongan obat keras, ada juga yang harus menggunakan resep dokter, yaitu kelompok obat psikotropika. Obat kelompok psikotropika adalah zat/obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan (adiksi) serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya.
Contoh yang gampang adalah golongan narkotika dan amfetamin (ectasy, sabu-sabu, dan kawan-kawannya). Termasuk juga yang sering di salah gunakan adalah obat anti depressan (seperti diazepam, clobazam, lithium), obat anti ansietas (seperti benzodiasepin, alprazolam) atau anti-psikotik (seperti chlorpromazine, haloperidol).
Pemanfaatan kelompok psikotropika diatur dengan UU no 5/1997. Intinya, obat ini digunakan harus di bawah pengawasan dokter, dengan indikasi medis, bukan untuk tujuan lain. Karena itu, jelas belinya harus pakai resep. Bahkan dalam meresepkan obat psikotropika, dokter pun ada etika tersendiri, seperti memberikan dalam dosis terkecil, waktu tersingkat, jumlah terbatas (menghindari penyalah gunaan) dan ada pencegahan terhadap withdrawal syndrome (efek buruk ketika pemberian obat dihentikan).
Silakan berbelanja obat secara rasional ...
Jenis, Cara pemilihan dan Cara Menggunakan Obat Yang benar (Bagian I)
Obat adalah zat atau campuran bahan-bahan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka menentukan diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, meningkatkan kesehatan dan kontrasepsi (Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 tahun 1992).
Karakterisasi OBAT-OBATAN
Obat dapat dibagi menjadi 4 kelompok yaitu:
1. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasar dan dapat dibeli tanpa resep. Tanda khusus pada kemasan dan label obat bebas lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam.
Contoh: Parasetamol
2. Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya, termasuk obat resep, tetapi masih dapat dijual atau dibeli tanpa resep, dan disertai dengan tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan label obat bebas terbatas untuk lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam.
Contoh: CTM
3. Obat Keras dan Psikotropika
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dari dokter Anda. Tanda khusus pada kemasan dan label adalah huruf K dalam lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam.
Contoh: Asam Mefenamat
Obat psikotropika adalah obat keras alami dan sintetis bukan narkotika, yang bersifat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada sistem saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Contoh: Diazepam, phenobarbital
4. Obat narkotika
Obat narkotika adalah obat berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis atau semi-sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa sakit dan menyebabkan ketergantungan.
Contoh: Morfin, Petidin
Informasi Kemasan, Etiket dan Brosur
Sebelum menggunakan obat-obatan, termasuk obat bebas dan bebas terbatas untuk diketahui sifat dan cara penggunaan yang tepat dan aman digunakan. Informasi tersebut mungkin diperoleh dari label pada kemasan atau brosur obat bebas dan bebas terbatas. Oleh karena itu silakan lihat sifat dan cara penggunaannya pada label, brosur atau kemasan obat-obatan yang layak dan aman untuk digunakan. Pada setiap brosur atau kemasan obat selalu termasuk:
• Nama obat
• Komposisi
• Indikasi
• Informasi cara kerja obat
• Aturan penggunaan
• Peringatan (khusus untuk obat-only)
• Perhatian
• Nama pembuat
• Nomor batch / lot
• Nomor registrasi
Nomor registrasi, termasuk sebagai tanda ijin edar yang sah diberikan oleh pemerintah pada setiap kemasan obat-obatan.
• Tanggal kadaluarsa
Tanda-tanda peringatan
Tanda-tanda peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas, dengan bentuk persegi panjang berukuran panjang hitam 5 (lima) inci, lebar 2 (dua) inci dan termasuk pemberitahuan putih, sebagai berikut:
P no. 1
Awas! Obat Keras
Bacalah aturan memakainya
P no. 5
Awas! Obat Keras
Tidak boleh ditelan
P no. 2
Awas! Obat Keras
Hanya untuk kumur, jangan ditelan
P no. 4
Awas! Obat Keras
Hanya untuk dibakar
P no. 3
Awas! Obat Keras
Hanya untuk bagian luar badan
P no. 6
Awas! Obat Keras
Obat wasir, jangan ditelan
Cara Pemilihan Obat
Untuk menetapkan jenis obat yang dibutuhkan untuk mencari:
a) gejala atau keluhan penyakit
b) kondisi khusus seperti kehamilan, menyusui, bayi, orang tua, diabetes melitus dan lain-lain.
c) Pengalaman alergi atau reaksi yang tidak diinginkan terhadap obat tertentu.
d) Nama obat, zat manfaat, kegunaan, cara penggunaan, efek samping dan interaksi obat yang dapat dibaca pada label atau brosur obat.
e) Pilihlah obat yang sesuai dengan gejala penyakit dan tidak ada interaksi pengobatan dengan obat-obatan yang diambil.
f) Untuk pemilihan obat yang tepat dan lengkap, tanyakan ke apoteker di sekitar anda.
Cara Menggunakan Obat
a) Penggunaan obat untuk tidak menggunakan terus-menerus.
b) Gunakan sesuai dengan rekomendasi obat yang tercantum pada label atau brosur.
c) Bila obat yang dipakai menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan, Berhenti menggunakan dan meminta apoteker dan dokter.
d) Hindari penggunaan obat-obatan lain, walaupun gejala yang sama.
e) Untuk memperoleh informasi menggunakan obat yang lebih komprehensif, bertanya kepada apoteker.
Cara Penggunaan Obat yang Tepat adalah ketika obat yang digunakan tersebut sesuai dengan petunjuk penggunaan, pada saat yang tepat dan masa pengobatan sesuai dengan rekomendasi Apoteker.
PENYAKIT TBC
OBAT TBC
Tuberkulosis (TBC) dapat menyerang berbagai organ tubuh tetapi yang akan dibahas adalah obat TBC untuk paru-paru. Tujuan pengobatan TBC ialah memusnahkan basil tuberkulosis dengan cepat dan mencegah kambuh. Idealnya pengobatan dengan obat TBC dapat menghasilkan pemeriksaan sputum negatif baik pada uji dahak maupun biakan kuman dan hasil ini tetap negatif selamanya.
Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu :
•Obat primer : INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol, Streptomisin, Pirazinamid.
Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas yang masih dapat ditolerir, sebagian besar penderita dapat disembuhkan dengan obat-obat ini.
•Obat sekunder : Exionamid, Paraaminosalisilat, Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin dan Kanamisin.
Meskipun demikian, pengobatan TBC paru-paru hampir selalu menggunakan tiga obat yaitu INH, rifampisin dan pirazinamid pada bulan pertama selama tidak ada resistensi terhadap satu atau lebih obat TBC primer ini.
Isoniazid
Isoniazid atau isonikotinil hidrazid yang disingkat dengan INH. Isoniazid secara in vitro bersifat tuberkulostatik (menahan perkembangan bakteri) dan tuberkulosid (membunuh bakteri).
Mekanisme kerja isoniazid memiliki efek pada lemak, biosintesis asam nukleat,dan glikolisis. Efek utamanya ialah menghambat biosintesis asam mikolat (mycolic acid) yang merupakan unsur penting dinding sel mikobakterium. Isoniazid menghilangkan sifat tahan asam dan menurunkan jumlah lemak yang terekstrasi oleh metanol dari mikobakterium.
Isoniazid mudah diabsorpsi pada pemberian oral maupun parenteral. Kadar puncak diperoleh dalam waktu 1–2 jam setelah pemberian oral. Di hati, isoniazid mengalami asetilasi dan pada manusia kecepatan metabolisme ini dipengaruhi oleh faktor genetik yang secara bermakna mempengaruhi kadar obat dalam plasma. Namun, perbedaan ini tidak berpengaruh pada efektivitas dan atau toksisitas isoniazidbila obat ini diberikan setiap hari.
Efek samping
Mual, muntah, anoreksia, letih, malaise, lemah, gangguan saluran pencernaan lain, neuritis perifer, neuritis optikus, reaksi hipersensitivitas, demam, ruam, ikterus, diskrasia darah, psikosis, kejang, sakit kepala, mengantuk, pusing, mulut kering, gangguan BAK, kekurangan vitamin B6, penyakit pellara, hiperglikemia, asidosis metabolik, ginekomastia, gejala reumatik, gejala mirip Systemic Lupus Erythematosus.
Resistensi
Resistensi masih merupakan persoalan dan tantangan. Pengobatan TBC dilakukan dengan beberapa kombinasi obat karena penggunaan obat tunggal akan cepat dan mudah terjadi resistensi. Disamping itu, resistensi terjadi akibat kurangnya kepatuhan pasien dalam meminum obat. Waktu terapi yang cukup lama yaitu antara 6–9 bulan sehingga pasien banyak yang tidak patuh minum obatselama menjalani terapi.
Isoniazid masih merupakan obat yang sangat penting untuk mengobati semua tipe TBC. Efek sampingnya dapat menimbulkan anemia sehingga dianjurkan juga untuk mengkonsumsi vitamin penambah darah seperti piridoksin (vitamin B6).
TB vit B6 sudah mengandung isoniazid dan vitamin B6 dalam satu sediaan, sehingga praktis hanya minum sekali saja. TB vit B6 tersedia dalam beberapa kemasan untuk memudahkan bila diberikan kepada pasien anak-anak sesuai dengan dosis yang diperlukan. TB Vit B6 tersedia dalam bentuk:
1.Tablet
Mengandung INH 400 mg dan Vit B6 24 mg per tablet
2.Sirup
Mengandung INH 100 mg dan Vit B6 10 mg per 5 ml, yang tersedia dalam 2 kemasan :
oSirup 125 ml
oSirup 250 ml
Tuberkulosis (TBC) dapat menyerang berbagai organ tubuh tetapi yang akan dibahas adalah obat TBC untuk paru-paru. Tujuan pengobatan TBC ialah memusnahkan basil tuberkulosis dengan cepat dan mencegah kambuh. Idealnya pengobatan dengan obat TBC dapat menghasilkan pemeriksaan sputum negatif baik pada uji dahak maupun biakan kuman dan hasil ini tetap negatif selamanya.
Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu :
•Obat primer : INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol, Streptomisin, Pirazinamid.
Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas yang masih dapat ditolerir, sebagian besar penderita dapat disembuhkan dengan obat-obat ini.
•Obat sekunder : Exionamid, Paraaminosalisilat, Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin dan Kanamisin.
Meskipun demikian, pengobatan TBC paru-paru hampir selalu menggunakan tiga obat yaitu INH, rifampisin dan pirazinamid pada bulan pertama selama tidak ada resistensi terhadap satu atau lebih obat TBC primer ini.
Isoniazid
Isoniazid atau isonikotinil hidrazid yang disingkat dengan INH. Isoniazid secara in vitro bersifat tuberkulostatik (menahan perkembangan bakteri) dan tuberkulosid (membunuh bakteri).
Mekanisme kerja isoniazid memiliki efek pada lemak, biosintesis asam nukleat,dan glikolisis. Efek utamanya ialah menghambat biosintesis asam mikolat (mycolic acid) yang merupakan unsur penting dinding sel mikobakterium. Isoniazid menghilangkan sifat tahan asam dan menurunkan jumlah lemak yang terekstrasi oleh metanol dari mikobakterium.
Isoniazid mudah diabsorpsi pada pemberian oral maupun parenteral. Kadar puncak diperoleh dalam waktu 1–2 jam setelah pemberian oral. Di hati, isoniazid mengalami asetilasi dan pada manusia kecepatan metabolisme ini dipengaruhi oleh faktor genetik yang secara bermakna mempengaruhi kadar obat dalam plasma. Namun, perbedaan ini tidak berpengaruh pada efektivitas dan atau toksisitas isoniazidbila obat ini diberikan setiap hari.
Efek samping
Mual, muntah, anoreksia, letih, malaise, lemah, gangguan saluran pencernaan lain, neuritis perifer, neuritis optikus, reaksi hipersensitivitas, demam, ruam, ikterus, diskrasia darah, psikosis, kejang, sakit kepala, mengantuk, pusing, mulut kering, gangguan BAK, kekurangan vitamin B6, penyakit pellara, hiperglikemia, asidosis metabolik, ginekomastia, gejala reumatik, gejala mirip Systemic Lupus Erythematosus.
Resistensi
Resistensi masih merupakan persoalan dan tantangan. Pengobatan TBC dilakukan dengan beberapa kombinasi obat karena penggunaan obat tunggal akan cepat dan mudah terjadi resistensi. Disamping itu, resistensi terjadi akibat kurangnya kepatuhan pasien dalam meminum obat. Waktu terapi yang cukup lama yaitu antara 6–9 bulan sehingga pasien banyak yang tidak patuh minum obatselama menjalani terapi.
Isoniazid masih merupakan obat yang sangat penting untuk mengobati semua tipe TBC. Efek sampingnya dapat menimbulkan anemia sehingga dianjurkan juga untuk mengkonsumsi vitamin penambah darah seperti piridoksin (vitamin B6).
TB vit B6 sudah mengandung isoniazid dan vitamin B6 dalam satu sediaan, sehingga praktis hanya minum sekali saja. TB vit B6 tersedia dalam beberapa kemasan untuk memudahkan bila diberikan kepada pasien anak-anak sesuai dengan dosis yang diperlukan. TB Vit B6 tersedia dalam bentuk:
1.Tablet
Mengandung INH 400 mg dan Vit B6 24 mg per tablet
2.Sirup
Mengandung INH 100 mg dan Vit B6 10 mg per 5 ml, yang tersedia dalam 2 kemasan :
oSirup 125 ml
oSirup 250 ml
Langganan:
Komentar (Atom)